Orang-orang mengenalnya dengan sebutan nusantara
Sejarahnya penuh luka dan prahara
Pernah berkuasa sampai ujung Malaya sana
Zaman Majapahit dan Sriwijaya sebagai cerita
Berdatangan raksasa yang menjelma jadi manusia
Sampai raksasa hanya tinggal nama
Berganti si matahari yang berwajah ganda
Seumur jagung berkata Jayabaya
Menanti ucapan Soekarno dan Hatta
Menjadi tanda nusantara tertawa
Kuasa berganti para syuhada negara
Memerintah dengan undang-undang dasar empat lima
Tak lupa Pancasila
Indonesia tanah air beta
Tempat luka besar yang terus menganga
Kembali ke undang-undang dasar dan Pancasila sebagai sumpah
Rakyat mengharap mendapatkan arah
Pada mulanya sakti walau berdarah
Menanam emas dan perak di atas dan bawah
Mahkota dan bajunya besar membuat gagah
Berdarah-darah menyisakan amarah
Ucap tak didengar sebagai petuah
Mahkota dan baju ditanggalkan sudah
Nusantara menjadi gundukan sampah
Dimana-mana baru ketahuan badannya bernanah
Istana raja sebagai saksi semuanya tumpah-ruah
Jelata memuncak meratapi susah
Besi-besi kecil bebas mencari arah
Menembus daging-daging tipis tak bernoktah
Itulah tanda tanah memerah
Dua belas sudah janji menggema menjadi sukma
Nusantara katanya balik tertawa
Akan dirinya tak kunjung sehat juga
Menjadi negeri yang begundalnya penuh rupa
Berubah tak menentu karena trisula
Satu-persatu tanah dijarah
Lautan emas tapi nelayan dan ikannya resah
Trisula kini tumpul termakan sumpah-serapah
Nusantara tak bertuan menunggu sedekah
Susah, tak berubah, pasrah, ah!!
Karya: Satriwan
Jumat, 11 Juni 2010